Kamis, 09 Juli 2009

PENGARUH INTENSITAS BERMAIN GAME TERHADAP PRODUKTIVITAS BELAJAR ANAK

PENGARUH INTENSITAS BERMAIN GAME TERHADAP PRODUKTIVITAS BELAJAR ANAK


A. Pendahuluan
Keterkaitan penulis untuk memahami lebih lanjut mengenai studi tentang pengaruh bermain game terhadap produktivitas belajar anak. Di antara ciri-ciri dari zaman modern adalah adanya percepatan luar biasa dari dunia ilmu pengetahuan dan teknologi. Tiap hari, ada saja kita dengar lahirnya penemuan dan inovasi baru di bidang ini. Salah satu penemuan dan inovasi paling menonjol saat ini terkait dengan perkembangan jenis-jenis game. Khalayak dunia, khususnya anak-anak, selalu tersihir dengan munculnya aneka permainan baru yang dilempar ke pasaran. Visualisasi pada objek-objek game saat ini memang sudah semakin mendekati objek aslinya. Para orang tua pun biasanya cenderung membiarkan anak-anak mereka bermain dengan game-game tersebut. Alasannya cukup banyak. Harga-harga game tersebut di pasaran umumnya murah dan terjangkau. Kemudian, game-game tersebut secara umum dianggap mampu melatih penalaran bagi anak-anak. Alasan lain yang tidak kalah penting, game dianggap tidak berbahaya bagi anak-anak. Berbeda dengan permainan-permainan nyata yang berpotensi mengancam fisik. Hanya saja, sebagaimana hasil-hasil karya manusia lainnya, game-game komputer juga tidak lepas dari nilai-nilai negatif yang tersembunyi, terutama jika di sana terjadi penyalahgunaan.http://indonesian.irib.ir/perspektif/2006/06juni/game.htm

B. Latar Belakang Masalah
Perangkat electronic games, seperti computer games, handheld atau portable game dan play station diciptakan untuk menjadi teman bermain anak (dan juga orang dewasa) yang menyenangkan. Efek grafis, animasi, dan suara mereka semakin hari semakin luar biasa, dan makin mendekati realitas.Umumnya game pun sudah semakin interaktif, sehingga para pemain bisa saling berlaga. Lebih lagi, permainan ini, umumnya selalu memompa rasa penasaran dan kompetitif yang semuanya menggenjot adrenalin sang pemain.
Pentingnya masalah ini harus di teliti karena menimbulkan beberapa efek negative terhadap keseharian anak, misalnya seorang anak yang mempunyai kebiasaan bermain game dapat membuat seorang anak terasing dari lingkungannya. Bermain game umumnya dilakukan sendirian, dan itu dilakukan dalam waktu yang cukup lama. Semakin kecanduan seorang anak terhadap game, semakin sedikit pula waktu yang tersedia untuk berkomunikasi dengan teman-teman seusianya.
Dari sisi ini, jelas sekali terbayang dampak negatif yang ditimbulkan oleh game tersebut. Si anak akan kehilangan kemampuan untuk bersosialisasi dengan masyarakat. Dampak buruk game juga terlihat jelas pada prestasi belajar anak-anak. Seperti dikutip Strait Times, Rabu (29/8/2001), Ryuta menegaskan bahwa jika anak-anak dijejali aneka permainan komputer, maka lama-kelamaan akan terjadi kerusakan di sebagian otaknya. Asumsi awal yang menyatakan bahwa permainan game aman bagi kesehatan anak-anak juga ternyata tidak benar. Pandangan mata yang terpusat selama berjam-jam kepada layar jelas merusak kesehatan mata. Selama beberapa tahun terakhir ini diketahui bahwa para pasien penyakit mata ternyata adalah anak-anak yang kecanduan dengan game. Bagian badan lainnya, seperti tangan, kaki, tulang punggung, dan pinggang, juga tidak luput dari ancaman kesehatan akibat terlalu lamanya anak-anak bermain game. Sama seperti mata, anggota badan lainnya juga cenderung malas bergerak saat bermain game. Padahal, pertumbuhan dan kesehatan organ-organ tubuh anak-anak sangat bergantung kepada kuantitas dan kualitas gerakannya. Permainan game tersebut jelas telah merengut kesempatan baginya untuk membaca dan menelaah pelajaran-pelajaran sekolah. Padahal, ada sangat banyak jenis permainan yang disukai oleh anak-anak.
Game juga diketahui telah mengekang kreativitas anak-anak. Padahal, pengembangan kreativitas adalah salah satu hal sangat penting dalam pertumbuhan anak-anak. Sebagaimana industri radio, sinema, dan televisi, industri game juga berpusat di Barat. Oleh karena itu, industri game juga memiliki sejumlah efek buruk khas Barat, yaitu meluasnya kekerasan, anarkisme, liberalisme tanpa batas, runtuhnya nilai-nilai keluarga, imoralitas, dll. Akan tetapi, semua itu tidak pernah dipedulikan oleh kalangan industrialis game, karena tujuan mereka juga hanya sekedar menarik keuntungan materi sebesar-besarnya dari industri game tersebut. Penelitian tentang efek video game pada otakpun menjadi demikian populer seiring dengan persentase pemain dari anak-anak maupun orang dewasa yang terus meningkat. Game yang tersedia di pasaran memang bervariasi mulai dari catur yang membutuhkan logika, balap mobil, petualangan, hingga pertempuran senjata dan strategi perang. Selain memberikan efek positif seperti merangsang kerja otak dan refleknya hingga menjadi lebih cerdik, serta meningkatkan koordinasi antara mata dan jari, efek negatif di luar manfaat yang diberikan juga terjadi. Beberapa orang percaya bahwa aksi kekerasan di video game atau media lain bisa mendorong perilaku yang tidak baik juga bagi pemainnya.

C. Rumusan Masalah
Banyak yang mengatakan bermain game membuat pruduktivitas belajar anak menurun, tapi ada juga yang mengatakan dengan bermain game dapat menambah kualitas kreatifitas anak. Dari kedua persepsi yang kontradiktif inilah, manakah persepsi yang benar dari uraian di atas tentang fenomena ini.
Karena informasi yang penulis peroleh dari berbagai media massa maupun media elektronik sangat sedikit, terutama tentang penyebab timbulnya fenomena ini yang juga masih simpang siur. Maka penulis akan mencoba mengungkap pokok permasalahan tentang hal tersebut lebih dalam. Dengan harapan bisa menjadi informasi penting terhadap semua pihak yang memperhatikan fenomena “bermain game” ini.
Jadi, penulisan proposal ini bertujuan mencari sebab serta efek dari timbulnya fenomena ini serta mengkomparasikan antara beberapa persepsi yang kontradiktif diatas

D. Hipotesa
Dari analisa di atas, penulis mendapatkan hipotesis bahwa pengaruh intensitas bermain game terhadap produktivitas belajar anak adalah:
Bermain game bisa membuat produktivitas anak turun, akan tetapi bila kita sang orang tua bisa mengatur waktu bermain game dan belajar sang anak, sang anak akan bisa mendapatkan hasil dari keduanya tersebut.

E. Kerangka Teori
Teori adalah sekumpulan konsep-konsep yang saling berhubungan menurut aturan logika menjadi suatu bentuk pernyataa tertentu sehingga bisa bisa menjelaskan fenomena tersebut secara ilmiah.Di kutip dari: Glenn E. Snellbecker, dalam lexy J. Moeloeng, metodologi penelitian kuantitatif, PT Remaja Karya, Bandung,1991, hal 61. Teori sebagai suatu perangkat yang terintegrasi mengikuti aturan-aturan tertentu yang dapat di hubungkabsecara logis antara yang satu dengan yang lainya dengan data dasar sehingga dapat di amati dan dan dapat berfungsi sebagai wahana untuk menjelaskan fenomena yang diamati.Mochtar Mas’oed, Studi Hubungan Internasional Tingkat Analisis dan Teorisasi, PAU_UGM, 1989,hal. 156. Dalam rangka membentuk untuk merumuskan hipotesa. Teori mengembangkan serangkaian konsep menjadi suatu penjelasan yang berhubungan atau berkolerasi. Namun teori bukan merupakan pengetahuan yang pasti, teori hanya dipakai sebagai petunjuk bagi penelitian. Kuntjoro Ningrat, Methodologi Penelitian Masyarakat, Jakarta, 1983, hlm.3.
Berkaitan dengan menganalisa permasalahan yang akan di kemukakan penulis, maka penulis menggunakan konsep strategi.
Dalam mencapai suatu tujuan, pada bidang apa pun selalu ada hal yang menjadi tolak ukur berhasil tidaknya suatu tindakan. Hal ini berkaitan dengan perencanaan sebelum dilakukan aksi. Sama halnya ketika kita hendak melakukan sesuatu agar tujuan menjadi lebih mudah tercapai, kita perlu memikirkan langkah-langkah yang akan kita ambil demi mengurangi resiko kegagalan seminimal mungkin. Inilah yang kemudian biasa kita sebut dengan istilah strategi. Strategi ataupun taktik dikenal pertama kali ketika orang mulai dapat berpikir apakah yang perlu dilakukan ketika akan melakukan perang sehingga kemenangan akan jatuh padanya.
Konsep strategi di gunakan oleh penulis karena dalam pembahasan dalam fenomena ini harus banyak menggunakan strategi. Sesuai seperti yang penulis kepada alasan pemilihan judul fenomena tentang pengaruh intensitas bermain game terhadap produktivitas belajat anak akan ditinjau dari bagaimana strategi orang tua dalam mendidik anak maka di kemukakan kembali dua pandangan pokok mengenai fenomena diatas tersebut.

F. Definisi Konseptual
Dari apa yang dibahas kerangka teori diatas maka dapat di simpulkan bahwa dalam meninjau fenomena diatas masalah tentang pengaruh intensitas bermain game terhadap produktivitas belajar anak, antara satu konsep dengan konsep yang lainya saling terkait dan dapat memudahkan penulis dalam mempelajari fenomena tersebut


Related Posts

PENGARUH INTENSITAS BERMAIN GAME TERHADAP PRODUKTIVITAS BELAJAR ANAK
4/ 5
Oleh

2 comments

jim
10 Juli 2009 pukul 01.25 delete

siiiipppp.. coy/....... hehehehehhe

Reply
avatar
1 Februari 2010 pukul 11.57 delete

wkwkwk.. keren nie buat skripsi :D

Reply
avatar

Sertakan komentar anda