Sabtu, 23 Mei 2009

Ayo mengenal kebudayaan suku jawa


1. Persebaran:ayuk:
Suku Jawa adalah suku bangsa yang mendalami Pulau Jawa bagian tengah dan timur. Sebelum ada perubahan status Wilayah seperti sekarang ini, daerah Kebudayaan Jawa semula berpusat di Surakarta, tetapi dengan terjadinya Perjanjian Giyangti tahun 1755, pusat kebudayaan Jawa menjadi dua tempat yaitu Surakarta dan Yogyakarta.


2. Sistem Religi dan Kepercayaan
Agama yang dianut oleh sebagian besar suku Jawa adalah Islam kemudian Kristen, Katholik, Hindu, dan Budha.
Pemeluk Agama Islam dibedakan menjadi dua golongan yaitu :
• Golongan Islam santri yaitu golongan yang menjalankan Ibadah sesuai dengan ajaran Islam, dengan syariat-syariatnya.
• Golongan Islam kejawen yaitu golongan yang percaya pasa ajaran Islam, tetapi tidak patuh menjalankan syariat Islam dan masih percaya pada kekuatan lain.
Di samping beragama orang Jawa masih percaya pada hal yang gaib. Kekuatan lain misalnya :
• Percaya pada makhluk-makhluk halus seperti memedi, genderuwo, tuyul, setan dan lain-lain.
• Percaya pada hari baik atau naas.
• Percaya pada hari kelahiran atau weton.
• Percaya pada benda-benda pusaka, jimat, rajah dan sejenisnya.
Sehubungan dengan kepercayaan yang bermacam-macam di atas, maka dilaksanakanlah upacara selamatan yang dibedakan menjadi enam kategori yaitu :
• Selamatan yang berhubungan dengan lingkungan hidup manusia seperti mitoni atau tingkebn ( hamil 7 bulan ), upacara potong rambut pertama, upacara menyentuh tanah pertama kali ( tidak siten ), upacara menusuk telinga ( tindik ), sunat ( khitan ), serta saat-saat setelah kematian.
• Selamatan yang berhubungan dengan kehidupan desa seperti bersih desa, penggarapan pertanian, dan setelah panen padi.
• Selamatan yang berhubungan dengan pernikahan, yaitu selamatan ruwah ngaturi, ditujukan kepada semua leluhur yang sudah meninggal ( arwah leluhur ) dilakukan sebelum pernikahan dan selamatan sepasaran setelah pernikahan.
• Selamatan untuk memperingati hari-hari dan bulan-bulan besar Islam seperti sura, ruwah, sadranan, sekatenan atau grebeg maulud, punggahan, puduhan dan lain-lain.
• Selamatan yang berhubungan dengan orang meninggal dunia yaitu selamatan surtanah ( geblak ), nelung dina, pitung dina, matang puluh dina, nyatus, mendak sepisan ( satu tahun ), mendak pindo ( dua tahun ), nyewu ( 1000 hari ).

3. Sistem kekerabatan
Masyarakat Jawa menganut sistem kekerabatan bilateral atar parallel. Dengan demikian seorang anak mempunyai kerabat ayah dan ibu, semua kakak laki-laki dan perempuan dari ayah dan ibu beserta suami dan isterinya yang disebut pakde dan budhe ( uwo ), dan semua adik dari ayah dan ibu, baik laki-laki dan perempuan beserta isterinya dan suaminya yang dipanggil dengan paman ( paklik dan bibi/bulik ), sedangkan anak-anak dari pakde-budhe dan paklik-buklik disebut dengan sepupu atau nak dulur dan anak-anak dari saudara sepupu disebut misan. Pada masyarakat Jawa, perkawinan dianggap ideal apabila diukur dari sudut keyakinan dan kesamaan adat menunjukan adanya pemilihan jodoh ideal. Ukuran ideal bagi pria adalah perhitungan bibit, bebet, bobot, sedangkan wanita perhitungan pada mugen, tegen, dan rigen.
Perkawinan yang dilarang yaitu menikah dengan :
• Saudara kandung.
• Pancer lanang ( anak dari dua saudara sekandung laki-laki ).
• Pihak laki-laki lebih muda abunya dari pihak perempuan.
Proses perkawinan adat Jawa dilaksanakan melalui beberapa tahap, yaitu :
• Tahap sebelum perkawinan yaitu :
a. Pihak laki-laki melamar kepada pihak wanita yang didahului / nakoke ( nontoni ).
b. Paningseran yaitu upacara pemberian harta benda kepada calon isteri, kain dan kebaya ( pakaian sak pengadek ), dan cincin kawin.
c. Menentukan tanggal peresmian.
d. Asok tukon yaitu penyerahan harta benda atau kekayaan pihak laki-laki kepada pihak wanita secara simbolis. Asok tukon disebut juga sasrahan atau mas kawin.
e. Sehari atau malam sebelum hari perkawinan di pihak isteri dilaksanakan upacara midodareni.
• Tahap pelaksanaan upacara perkawinan meliputi :
a. Ijab kobul.
b. Upacara temu, mempelai dipersembahkan di pelaminan.
c. Mengunduh temanten, oleh keluarga mempelai laki-laki biasanya dilakukan lima hari setelah akad nikah.
• Bentuk- bentuk upacara sesudah perkawinan meliputi sungsuman, boyongan, pemberian nama tua.
4. Sistem politik dan Kemasyarakatan
Pada suku Jawa dahulu terdapat stratifikasi sosial yang dikenal dengan golongan bendoro, priyayi, dan wong cilik. Ada juga stratifikasi sosial berdasarkan kepemilikan tanah yaitu wong baku, kuli gondok ( lindung ), dan sinoman. Sistem pemerintahan desa sering disalah artikan dengan sebutan kelurahan yang dipimpin oleh kepala desa ( lurah ) dibantu oleh kamituwo, carik, bayan, jogoboyo, ulu-ulu ( PTD ), modin, RW dan RT.

5. Sistem Ekonomi
Masyarakat Jawa sebagian besar masih bermata pencaharian sebagai petani. Tidak seluruh masyarakat Jawa mempunyai tanah pertanian, lahan pertanian semakin menyempit dan juga untuk meningkatkan pendapatan maka selain sebagai petani juga mengembangkan profesi ke bidang lain seperti pegawai, buruh industri, peternakan, kerajinan dan lain-lain.

6. Sistem Kesenian
Masyarakat Jawa mempunyai sistem kesenian yang beraneka ragam, yang dapat dikelompokkan menjadi :
• Bentuk rumah : Joglo, limasan, sinom dan lain-lain.
• Seni tari : Tari serimpi, Bambang Cakil, Gambyong, Merak, Bondan, Bedoyo, Tayuban, Beksan Lawung Ageng, dan lain-lain.
• Seni Wayang : Wayang kulit, Wayang orang, Wayang beber, Wayang klitik, Wayang suluh.
• Cerita Rakyat : Bawang Merah dan Bawang Putih ( Jawa Tengah ), Bandung Bondowoso dan Roro Jonggrang ( DIY/Jawa Tengah ).
• Seni teater tradisional : Ketoprak ( Jawa Tengah ), Ngremo, Tari Kuda Lumping, Reog ( Ponorogo ).
• Seni tembang : Suwe ora Jamu, Pitik Tukung, Ngidung dan lain-lain.
• Pakain adat : Beskap, Kebaya, Batik dan lain-lain.






Related Posts

Ayo mengenal kebudayaan suku jawa
4/ 5
Oleh

9 comments

25 Mei 2009 pukul 22.49 delete

sebagai orang jawa asli apalagi dr kraton solo, aku tdk dpt menyangkal bhw orang budaya orang jawa mayoritas adl percampuran antara Islam, hindu, budha, kejawen.

Reply
avatar
26 Mei 2009 pukul 13.19 delete

mantep infonya. selaku orang jawa gue dukung...

Reply
avatar
26 Mei 2009 pukul 19.53 delete

mantep artikele sobat
suwun yohhh

Reply
avatar
26 Mei 2009 pukul 21.44 delete

hohoho..informasi seperti ini perlu diperbanyak lagi..

Thanks y pren..

Reply
avatar
26 Mei 2009 pukul 23.00 delete

@Rinto: akhirnya tahu sejarahnya juga kan.
@Jualan Barang: makasih sob
@GONDES: thanks sob..
@easyblogtrick: oke ntar di perbanyak lagi

Reply
avatar
27 Mei 2009 pukul 00.43 delete

good night...
the content your blog is very good. information in this blog will give new inspiration to everybody, to continue your activity and your creativity....greet to recognize from blogger beginner
give happiness with give your comments and follower
good night...

Reply
avatar
8 Juni 2009 pukul 00.02 delete

Mantep Bro artikele..

Sedikit tambahan :

Suku Jawa tidak hanya ada di Jawa Tengah dan Jawa Timur, tp terdapat pula di Jawa Barat dan Banten.
Masyarakat di Cirebon, Indramayu, Majalengka (bag.utara), Subang (bag.utara), Karawang (kec.Cilamaya) dan Serang juga adalah masyarakat dengan latar belakang budaya Jawa dan menggunakan bahasa Jawa.

Reply
avatar
Anonim
17 Juni 2009 pukul 16.39 delete

makasih ya udah berbagi. lumayan buat bahan kuliah.

Reply
avatar

Sertakan komentar anda